KHAIRIL ANWAR DOA DOA kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling
  • Replace This Text With Your Featured Post 1 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 2 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 3 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 4 Description.

Senin, 27 Februari 2012

KUMPULAN CERPEN PUTU WIJAYA

Peradilan Rakyat

Cerpen Putu Wijaya

Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."

Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."

Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."

"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.

Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.

Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."

Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."

"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"

Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."

Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.

"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"

"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.

"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."

"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."

"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."

"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."

Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"

Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"

"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"

"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"

Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.

"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."

"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"

"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.

Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."

Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."

Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.

"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."

Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."

Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.

"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."

Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.

"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?" ***

Cirendeu 1-3-03

KUMPULAN PUISI KHAIRIL ANWAR

DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling


SAJAK PUTIH


Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...

SENJA DI PELABUHAN KECIL


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946


CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946



DERAI DERAI CEMARA


cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

Kamis, 02 Februari 2012

PROPOSAL PERMOHONAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN (BOP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) KELOMPOK BERMAIN (KB) CERIA


PROPOSAL
PERMOHONAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN (BOP)
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
KELOMPOK BERMAIN (KB)
CERIA


Diajukan kepada:
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
 PROVINSI JAWA TENGAH
Untuk Memperoleh Dana Bantuan Operasional Pendidikan
(BOP)
Tahun 2011

Pendidikan Anak Usia Dini
Kelompok Bermain
“CERIA”
Jalan Utama Desa Sendagdawung
Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal

PEMERINTAHAN KABUPATEN KENDAL
DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
Jalan Pramuka No 4 Kendal Telp. (0294) 381457 Fax. (0294) 382440

REKOMENDASI
NOMOR:                  / DIKPORA


Berdasarkan hasil verifikasi lembaga dan dokumen proposal yang diajukan, dengan ini kami memberikan rekomendasi kepada:
Nama Lembaga                        : PAUD Ceria
Ketua Penyelenggara    : Retno Istriningsih, S. Pd
Alamat lembaga            : Jalan Utama Desa Sendangdawung Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal
No. telp                         :
Untuk ikut berkompetensi sebagai calon Penerima Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Program Pendidikan Anak Usia Dini kepada Kepela Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2011.



Kendal,    Desember 2011
a.n Kepala Dinas Kabupaten Kendal
Kabupaten Kendal
Kepala Bidang Pemuda, Olahraga dan PNF



SIH PURWADI PM, S.Pd
Pembina
NIP. 19611209 198803 1 012

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
CERIA
Alamat Jalan Utama Desa Sendangdawung Kec. Kangkung Kab.Kendal

Nomor             :004/PAUD CERIA/ XII/2011          kangkung,    Desember 2011
Lamp               :1 (satu) bendel
Hal                  :  Permohonan Dana Bantuan
Operasional Pendidikan (BOP)


Yth
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah
Di Semarang

Dengan hormat,
Bersama ini kami bermasud mengajukan Proposal Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) PAUD untuk PAUD CERIA di Desa Sendangdawung Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Melalui Program Bantuan BOP PAUD/ KB sebesar Rp 7.500.000,- (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) dari dana APBN Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2011.
Demikian permohonan kami, atas segala bantuannya kami sampaikan terima kasih.

Ketua Penyelenggara
KB CERIA


             Retno Istriningsih, S.Pd





LEMBAR PERSETUJUAN
(REKOMENDASI)

PROGRAM
BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
TAHUN 2011

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
KELOMPOK BERMAIN CERIA
JALAN UTAMA DESA SENDANGDAWUNG KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

Disetujui untuk diajukan menikuti seleksi
Program Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)
Pendidikan Anak Usia Dini
Di Dinas Provinsi Jawa Tengah
Kendal,    Desember 2011
KB CERIA
Ketua penyelenggara


Retno Istriningsih, S.Pd
            Mengetahui
An. Kepala Dinas Pendidikan                                                Kepala UPTD Dinas Dikpora
Pemuda dan Olahraga                                            Kecamatan Kangkung
Kabid Pemuda Olahraga dan PNF


SIH PURWADI PM, S.Pd                               DJOKO WITONO, S. Pd. M. Pd
NIP. 19611209 198803 1 012                                    NIP 19600613 198201 004


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya Proposal Dana Bantuan Operasional Pendidikan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) CERIA Desa Sendangdawung Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal.
Proposal ini kami susun  mengingat di Desa Sendangdawung merupakan tempat yang strategis untuk menyelenggarakan Pendidikan dini yang belum tersentuh oleh pendidikan.
Proposal ini diharapkan mendapat perhatian untuk ditindak lanjuti karena keberadaan PAUD CERIA sangat diharapkan oleh warga masyarakat.
Tersusunnya proposal ini tidak lepas dari kerjasama semua pihak, serta bantuan baik materiil, untuk itu kami ucapkan terima kasih.



Kangkung,    Desember 2011
Ketua Penyelenggara
KB CERIA


Retno Istriningsih, S.Pd









B.     DASAR HUKUM
1.      UUD 1945
2.      UU No 4 Tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak
3.      UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4.      UU No 23 Tahun 2002 tentang Perkembangan Anak
5.      PP no 27 tahun 1990 tentang Pendirian Kelompok Bermain dan Tempat Penitipan Anak
6.      Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pembinaan Khusus dan Kelembagaan Tahun 2011
7.      Satuan Kerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2011

C.    TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Untuk membantu menyediakan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi anak usia 2-4 tahun serta mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak agar nantinya siap memasuki tahap pendidikan berikutnya  atau pendidikan dasar.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus agar anak mampu:
1)      Mengembangkan kemandirian anak dalam kehidupan sehari-hari.
2)      Mengembangkan kemampuan komunikasi secara lisan dengan lingkungannya.
3)      Mengembangkan daya piker untuk perkembangan pengetahuan.
4)      Mengembangkan daya cipta untuk menjadi kreatif.
5)      Mengembangkan keterampilan motorik
6)      Mengembangkan kehidupan beragama sedini mungkin.

D.    SASARAN PROGRAM
1.      Sasaran penyelenggaraan program PAUD adalah anak usia 2-4 tahun yang berasal dari masyarakat Sendangdawung.
2.      Jumlah sasaran peserta didik sebanyak 50 anak
E.     LOKASI
Lokasi Kelompok Bermain CERIA berada di Jalan Utama Desa  Sendangdawung Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal.

F.     KETENAGAAN
Ketenagaa yang diberikan dalam pengelolaan lembaga:
No
Tugas
Rincian Tugas
Nama
Pendidikan trakhir
1
Ketua
Bertanggung jawab
Retno Istriningsih, S.Pd
S1
2
Bendahara
Mengelola keuangan
Puji Rahayu
SLTA
3
Sekretaris
Pengelola Administrasi
Naeliniswati
SLTA

G.    RENCANA PENGGUNAAN DANA
Rencana Angaran Penggunaan Dana (terlampir)

H.    DAYA DUKUNG
Guna mendukung pelaksanaan program PAUD dimaksud, sarana dan prasarana dan pendidik yang ada di lembaga adalah sebagai berikut:
1.      Sarana dan Prasarana
No
Jenis Sarana/Prasarana
Jumlah
Keadaan
1
Lemari
1
Baik

APE
4 set
Baik

Alat Tulis
22
Baik





2.      Pendidik dan Tenaga  Kependidikan
No
Jenis tenaga kependidikan
Nama
Pendidikan
Jabatan
1
Pengelolah
Retno Istriningsih, S.Pd

Puji Rahayu

Naeliniswati
S1


SLTA

SLTA
Kepala


Bendahara

Sekretaris
2.
Pendidik
Retno Istriningsih, S.Pd

Puji Rahayu

Naeliniswati
S1


SLTA

SLTA
Tutor


Tutor

Tutor

I.       TINDAK LANJUT
1.      Tindak lanjut dari Program Kelompok Bermain CERIA setelah mendapat Dana Bantuan Operasional Pendidik (BOP) sebesar Rp 7.500.000,- (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) akan lebih berkembang, mandiri dan berhasil dalam mempersiapkan generasi yang beriman, bertaqwa, terampil, sehat dan cerdas.
2.      Meningkatkan mutu dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki melalui berbagai pelatihan, seminar, workshop dan lain-lain.
3.      Meningkatkan program-program PAUD yang mengarah pada peningkatan pendidikan, perkembangan dan kreatifitas anak melalui pelaksanaan event yang diminta anak.
4.      Sosialisasi kepada masyarakat /orangtua yang dilaksanakan secara berkala dan terus menerus .
5.      Pemeliharaan dan peningkatan sarana dan prasarana pendukung program secara kontinyu dan bertahap.
6.      Peningkatan SDM pendukung program.
7.      Mengembangkan kerja sama pendanaa dengan berbagai pihak, pemerintahan daerah dan masyarakat.
J.      PENUTUP
Demikian proposal  PAUD ini kami susun dalam rangka Pengajuan Bantuan Operasional Pendidikan melalui Dana APBN dinas pendidikan provinsi Jawa Tengah.
Besar harapan kami akan terkabulnya permohonan dimaksud karena sangat dibutuhkan oleh PAUD CERIA untuk menunjang kegiatan belajar sehingga dapat mengembangkan  kemampuan anak secara utuh.


Kangkung,     Desember 2011
Ketua pengelolah
PAUD CERIA



Retno Istriningsih, S.Pd












JADWAL KEGIATAN MENGAJAR
DI KB/PAUD CERIA SENDANGDAWUNG

Hari
Jam
Kegiatan
Keterangan
Rabu
07.45-08.00
Penyambutan anak

08.00-08.15
Olahraga pagi

08.15-08.30
Persiapan pembelajaran
Di sesuaikan dengan tema pembelajaran
08.30-09.30
Pembelajaran
09.30-09.50
Istirahat
Makan bekal bersama
09.50-10.00
Persiapan pulang

10.00
Pulang

Jumat
07.45-08.00
Penyambutan anak

08.00-08.15
Olahraga pagi

08.15-08.30
Persiapan pembelajaran
Di sesuaikan dengan tema pembelajaran
08.30-09.30
Pembelajaran
09.30-09.50
Istirahat
Makan bekal bersama
09.50-10.00
Persiapan pulang

10.00
Pulang

Sabtu
07.45-08.00
Penyambutan anak

08.00-08.15
Olahraga pagi

08.15-08.30
Persiapan pembelajaran
Di sesuaikan dengan tema pembelajaran
08.30-09.30
Pembelajaran
09.30-09.50
Istirahat
Makan bekal bersama
09.50-10.00
Persiapan pulang

10.00
Pulang















Daftar Peserta Didik
Kelompok Bermain CERIA
KELOMPOK CERIA A
No
Nama
P/L
TTL
1
Adiel Rafail Fabregas Tyone
L
Kendal, 25 September 2008
2
Ahmad Azif
L
Kendal, 28 Agustus 2008
3
Alfi Mazyatur Rizki
P
Kendal, 30 April 2008
4
Aprilia Arum Sari
P
Kendal 14 April 2008
5
Bagus Zidan Abdluah
L
Kendal 23 Juni 2008
6
Bintang Andi Wirasukma
L
Kendal 31 Mei 2008
7
Desi Ulfiana Safila
P
Kendal, 29 Desember 2010
8
Ikbal Maulana
L
Kendal, 15 Juni 2008
9
Maftukatul Rohma
P
Kendal,28 Februari 2008
10
Miftaul Rohman
P
Kendal 28 Februari 2008
11
Muhammad Alfin Adam Fauzi
L
Kendal, 19 Nopember 2008
12
Muhammad Iksanudin
L
Kendal, 25 Agustus 2006
13
Muhammad Khoirul Mutaqim
L
Kendal, 28 Mei 2008
14
Muhammad Revan Yunatya
L
Kendal, 08 Agustus 209
15
Muhammad Rizki Aditya
L
Kendal, 23 Juni 2008
16
Muhammad Rizki Ardiansyah
L
Kendal, 23 Maret 2009
17
Najma Nurjihan
P
Kendal, 08 Juni 2008
18
Noviana Indah Safitri
P
Kendal, 27 Nopember 2007
19
Nur Milatin Nauva
P
Kendal, 17 Nopember 2007
20
Rahayu Dyah Pitaloka
P
Kendal 02 Juni  2008
21
Rizkika Wulan Agustina
P
Kendal, 14 Agustus 2008
22
Rizma Octavia
P
Kendal 29 Oktober 2008
23
Salsabila Qotrun Nada
P
Kendal 11 Maret 2008
24
Sigit Purnomo
L
Kendal, 01 April 2008
25
Syifa Awalia Rahman
P
Kendal, 06 Mai 2009
26
Wakhidahtul Rizkiana
P
Kendal, 29 Maret 2008
27
Winda Pramuditya
P
Kendal, 21 Agustus 2009

KEPALA PAUD CERIA


RETNO ISTRININGSIH, S.Pd


KELOMPOK CERIA B
N0
NAMA
L/P
TTL
1
Adit Azizan
L
Kendal, 14 Agustus 2009
2
Aisya Sahra
P
Kendal 6 September 2009
3
Alfin Bagus Riawan
L
Kendal, 25 Mei 2007
4
Alif Yoga
L
Kendal, 1 Desember 2009
5
Andrean Saputra
L
Kendal, 15, Maret 2008
6
Cica
P
Kendal, 5 Mei 2009
7
Faiz Rizki Munfarik
L
Kendal, 22 Desember 2008
8
Fera Yunita
P
Kendal, 28 Juni 2009
9
Irvan Maulana
L
Kendal, 18 Juli 2008
10
Keysha A.K
P
Kendal, 4 Oktober 2009
11
Liza Umami
P
Kendal, 14 September 2007
12
M Fazal Baihadi
L
Kendal, 29 Desember 2008
13
M Ikbar Pajri
L
Kendal, 9 April 2009
14
M Iskandar
L
Kendal, 15 Maret 2008
15
M Sahri Maulana
L
Kendal 27 Mei 2009
16
Malfin Zaenur H
L
Kendal, 3 Juli 2008
17
Nazwa Rizki Dwi Fitriana
P
Kendal, 17 Oktober 2007
18
Rasidatul Sabila
P
Kendal, 30 Mei 2009
19
Rayhana Indi Anggita
P
Kendal, 3 Desember 2009
20
Septi Rahmawati
P
Kendal, 12 September 2009
21
Syifa Khoirul Nisa
P
Kendal, 26 Januari 2009
22
Tomi Kurniawan
L
Kendal, 15 Desember 2009
23
Zaenatul Rokaniah
L
Kendal 25 Maret 2009


KEPALA PAUD CERIA


RETNO ISTRININGSIH, S.Pd






RENCANA ANGGARAN  BIAYA (RAB)
No
Jenis Kegiatan
Vol
Satuan
Harga
Jumlah
A.       
Penyelenggaraan Proses Pembelajaran





1.       Buku Pegangan Guru
3
Exs
 60.000
 180.000

2.       Kertas HVS
2
Rim
 35.000
 70.000

3.       Pembelian ATK
1
Set
 300.000
 300.000

4.       Transport Pendidikan
3
Orang
 500.000
 1.500.000

5.       Kertas Kop
2
Rim
 75.000
 150.000

Jumlah



2.200.000 
B.       
Peningkatan Gizi atau PMT (Pemberian Makanan Tambahan)





1.       Makan Bersama (50x 10 bulan)
500
Porsi
3000 
1.500.000 

Jumlah



1.500.000 
C.       
Deteksi Tumbuh Kembang dan Kesehatan Anak





1.    Transport Kunjungan Bides
5
Kali
50.000 
250.000 

2.    Pembelian Timbangan Injak dan pengukur tinggi badan
1
Buah
300.000 
300.000 

3.    Pembelian Obat-Obatan
1
Set
200.000 
200.000 

Jumlah



825.000 
D.       
Pengadaan Sarana dan Media Pembelajaran





1.    Pembelian Lemari Buku
1
Buah
500.000 
500.000 

2.    Pembelian Alat Sarana Ibadah
2
Set
75.000 
75.000 

3.    Pembelian Meja Anak
4
Buah
300.000 
1.200.000 

4.    Pembelian Papan Tulis
1
Buah
100.000 
100.000 

5.    Pembelian Rak Sepatu
1
Buah
100.000 
100.000 

Jumlah



1.975.000 
E.        
Koordinasi Antar Pendidik





1.    Transport Guru Untuk Pertemuan HIMPAUDI  Kecamatan 3 x 10 bulan
30
Kali
25.000 
750.000 

2.    Transport ke PAUD Pertemuan HIMPAUDI Kabupaten 1x5 bulan
5
Kali
50 .000 
250.000 

Jumlah



1.000.000

JUMLAH TOTAL



7.500.000
Kangkung, 14 Desember 2011
Kepala PAUD CERIA                                               Bendahara


Retno Istriningsih, S.Pd                                              Puji Rahayu